DONGENG : Pekerjaan Istimewah Pai

 Pai Tupai adalah tupai perawat. kali ini ia bertugas merawat nenek bia. pai bekerja dengan rajin sejak pagi ia sudah menyiapkan air hangat dan membuat sarapan. matahari belum terbit ketika pai menyelesaikan pekerjaannya membersihkan tubuh nenek bia, menyuapi dan meminumkan obat. ia begitu menikmati pekerjaannya.

hari ini pai mendapat kabar dari keluarganya. keluarga pai akan pergi berlibur selama sepekan.

"kau bisa ikut pai?"

tentu saja pai menggeleng, ia sudah mendapatkan imbalan jasa dari cucu nenek bila. pai harus merawat nenek bia empat minggu, selama cucu nenek bia bertugas diluar kota.

malam ini pai merenung di kamarnya yang luas, namun kali ini terasa sempit. ini sudah kesekian kali ia tidak bisa ikut acara keluarga. jadwal bertugas selalu bertepatan dengan liburan. tiba tiba pai merasa sangat bosan dengan pekerjaannya

"aku sedang malas mengerjakan pekerjaanku" keluhnya dalam perjalanan menuju rumah nenek bia.

pandangan pai tertuju pada gerombolan burung warna warni yang terbang riang berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain.

"mereka sangat ceria berkumpul bersama keluarga"

pai baru saja menyelesaikan seluruh tugas ketika tiba-tiba pintu diketuk. cucu nenek bia kembali.

"tugasku ditunda selama tiga hari, jadi kau bisa istirahat dulu pai" tawarnya

pai tentu saja sangat senang. setelah menyelesaikan seluruh tugas, pai pamit dan berjanji akan kembali pada hari keempat.

di jalan pai bertemu dengantupi

"apa kau pernah bosan dengan pekerjaanmu?"tanya pai

tupi tampak terkejut mendengar ucapan pai.

"bukankah kau selalu bersemangat mengerjakan tugas-tugasmu, pai?"

pai menggeleng.

"entahlah, aku merasa sendiri. saat keluargaku pergi liburan aku malah sedang mengurus tupai sakit. aku jadi bosan"

"apa kau pikir pekerjaanku lebih menyenangkan?" tanya upi

pai menggangguk, "tentu saja. setiap hari kau selalu terlihat bersemangat"

akhirnya, tupi membuat seuah penawaran "bagaimana kalau kau membantuku menjaga toko. satu hari saja!" pal setuju.

esoknya begitu matahari terbit pai bergegas menuju toko tupi.

"hari ini kami ada acara keluarga" tupi memberi kan petunjuk tentang apa yang harus pai lakukan. ia menerima daftar harga yang tupi sodorkan. cukup mudah pikir pai.

namun setelah beberapa menit berlalu hanya ada beberapa pembeli. pai jadi bosan berkali kali ia menguap.

"sepertinya aku tidak cocok menjadi penjaga toko. tapi mengapa tupi kelihatansangat bersemangat menjaga toko ini?"

saking lelahnya, pai tertidur ditoko.

menjelang sore tupi kembali 

"astaga! untung semua baik baik saja!" pai melihat raut wajah kecewa tupi.ia segera minta maaf pada tupi.

""tidak ada pekerjaan yang membosankan. selama kau melakukan tugasmu dengan ikhlas, maka semua pekerjaan akan terasa menyenangkan, pai" ucap tupi.

pai kemudian memutuskan untuk kembali kerumah, matahari hampir tenggelam. 

keesokan harinya, pai bertemu upi, tupai petani. upi sedang rebahan di gubuk sawah sambil mengipasi badan.

"bolehkah aku membantumu upi?"

upi tersenyum dan memberikan cangkul, sabit dan upi tersenyum dan memberikan ani ani atau pisau untuk memotong padi.

pai sudah mengelap peluh berkali kali padahal bagian yang ia kerjakan masih sedikit.

"aku permisi. ternyata semua pekerjaan sama aja, melelahkan dan membosankan!" pai mengeluh. upi mengucapkan terima kasih atas bantuan pai. "cintai pekerjaanmu, pai! rasa lelah akan hilang" pesan upi.

"pergilah kerumah pipi! banyak kue enak di sana" saran upi 

malam ini pai merasa seluruh tubuhnya nyeri.

akhirnya pagi ini pai melangkahkan kaki menuju rumah pipi.

"semoga ada pekerjaan yang lebih menyenangkan disana" harap pai

pai sampai dirumah pipi. ia melihat tupai itu sedang mencampur beberapa bahan pembuat kue tar. wajah dan tangan pipi penuh tepung.

"aku juga ingin membuat kue tar" pai mendekati pipi. 

pai diminta mengaduk adonan sampai tercampur 

"apakah ini sudah bisa?" tanya pai

pipi menggeleng "masih belum"

pai kembali mengaduk. namun lagi lagi pipi bilang belum

"aku lelah pi, izinkan aku istirahat!" pai hanya melihat pipi. ia sangat heran

bagaimana mungkin pipi begitu bersemangat mengerjakan semuanya. padahal membuat kue itu sangat melelahkan.

satu jam kemudian tercium aroma kue yang mulai matang.

"sungguh enak aroma kue ini" pai menelan sedikit air liur. ia mencicipi potongan kue tar.

''kue ini lezat. kau memang koki hebat!"

pai melihat bola mata pipi berbinar saat mendengar pujian pai.

"jika kau melakukan suatu pekerjaan dengan hati, maka kau akan bahagia, pai" nasihat pipi

pai merenungi ucapan tupi upi dan pipi mereka semua begitu menikmati pekerjaannya. padahal pekerjaan yang mereka lakukan itu sangat melelahkan, bahkan membosankan. pai jadi teringat pada pekerjaannya selama ini.

"nenek bia sudah semakin sehat. andaikan aku bekerja tidak benar, maka semua usaha akan percuma. aku rindu nenek bia. maafkan aku nek" sesal pai

pada hari keempat pai kembali ke rumah nenek bia sejak hari itu ia kembali bersemangat pai mengerjakan semua tugasnya dengan senang hati karena kesehatan nenek bia semakin baik, cucu nenek bia memberikan bonus imbalan jasa! pai sangat senang.



















Sumber : Majalah Bobo Edisi 52 | 31 maret 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan