CERPEN : Misi pertama Akasa

Akasa bersorak girang. ia telah berhasil menyelesaikan misi pertamanya. walau badannya penuh keringat hatinya sangat senang. akasa tertawa kecil kala mengingat pertengkarannya dengan kak seto tiga minggu yang lalu

"kakak saja yang joging sore, ah! akasa mau nonton televisi di rumah  

"ayo dong akasa! katanya kamu ingin ikut kakak mendaki gunung" bujuk kak seto.

bibir akasa mengerucut ia memang ingin sekali mendaki gunung  bersama kakaknya. akan tetapi itu sebelum wabah covid - 19 melanda indonesia. semenjak diberlakukannya PPKM dan sekolah daring dari rumah akasa jadi malas bergerak sehabis belajar daring ia lebih suka makan dan nonton televisi.

berat badannya bahkan  sudah naik lima kilogram

meski enggan, akhirnya akasa menurut juga namun belum satu putaran berlari napas akasa sudah tersengal-sengal.

"kak, akasa capek dan susah napas. akasa berhenti disini saja ya?" keluhnya sambil melonggarkan ikatan masker.

"jalan santai dulu akasa. pelan pelan saja!" akasa memonyongkan bibirnya seraya berjalan pelan setelah napasnya cukup teratur, ia kembali berlari mengejar kak seto.

ketika kak seto mengajak joging lagi pada esok harinya, akasa sengaja mengunci  pintu kamarnya

"kenapa harus lari lari sih kak?" mendaki gunung kan tinggal jalan saja" gerutunya

diluar kamar kak seto hanya tersenyum. ia masuk ke kamarnya, lalu mengambil sebuah album foto kemudian ia mengeluarkan beberapa lembar foto dan menyelipkannya melalui celah dibawah pintu kamar akasa.

"bukankah kamu ingin menjadi seorang pendaki hebat?" tanya kak seto

akasa tak menjawab tetapi ia mengiyakannya dalam hati 

diperhatikannya foto foto kak seto dan teman teman kuliahnya dikomunitas pecinta alam itu dengan berbagai latar gunung. ada gunung kerinci di sumatera barat, gunung latimojong di sulawesi selatan juga gunung fuji di jepang.

akasa sungguh iri tiap kali kak seto memamerkan foto fotonya sepulang mendaki gunung sayangnya kak seto belum sempat mengajaknya sampai pandemi COVID-19 melanda indonesia.

"dulu kakak juga seperti kamu, ingin mendaki gunung tapi tidak suka olahraga. akhirnya kakak kesulitan untuk naik sampai ke puncak gunung."

akasa tercenung ia tak menyangka kak seto yang dikenalnya sebagai pendaki ulung ternyata juga pernah mengalami kegagalan.

"banyak olahraga sebelum mendaki itu penting, akasa. selain membuat kakimu kuat untuk mendaki fisikmu juga ikut terlatih agar tidak cepat lelah" jelas kak seto.

sewaktu kak seto mengajaknya lagi pada hari hari berikutnya, akasa tidak menolak. ia justru tampak semangat terlebih lagi kak seto sudah berjanji akan mengajaknya mendaki gunung papandayan pada akhir pekan nanti. akasa semakin tak sabar.


pagi pagi sekali akasa sudah bangun hari ini ia akan melakukan pendakian pertamanya. sebelum berangkat ia memeriksa kembali peralatan dan perbekalan yang semalam telah disiapkan kak seto  rencananya mereka akan menginap satu malam dipondok salada.

dari kota bandung mereka berangkat menuju kota garut menggunakan sepeda motor setibanya di alun alun cisurupan seorang petugas menyambut kedatangan mereka petugas itu bertugas untuk memeriksa surat keterangan bebas COVID yang dibawa para pendaki sembari menerangkan tentang cuaca dan jalur yang bisa dilewati oleh pendaki.

"apakah kamu sudah siap untuk memulai misi pertama kamu?" tanya kak seto usai membeli tiket

akasa mengangguk mantap.

pukul delapan lewat lima puluh menit mereka mulai mendaki.

untuk kesekian kalinya akasa menyeka keringat yang mengucur dipipinya dengan punggung tangan kedua kakinya mulai terasa pegal.

"masih jauh ya kak?" tanya akasa tak sabar.

mereka sudah memasuki area kawah belerang dengan jalur  bebatuan menanjak yang disusun serupa anak tangga.

"kalau kamu capek kita bisa istirahat sebentar disitu" ucap kak seto sambil menunjuk sebuah pos yang merupakan tempat singgah untuk istirahat sementara.

akasa menggelengkan kepalanya "akasa masih kuat kak"

begitu memasuki area kemah pondok salada, akasa memekik girang  diliriknya jam di pergelangan tangannya. tak terasa ternyata sudah tiga jam mereka mendaki

sesudah mendirikan tanda dan makan siang kak seto mengajaknya melihat bunga edelweis di kawasan konservasi serta mengunjungi hutan mati yang letaknya bersebelahan dengan tempat mereka berkemah. akasa benar benar takjub pada indahnya pemandangan di atas gunung.

malam harinya akasa memasuki tenda dengan gembira ia sungguh puas hari ini kata kak seto besok pagi pagi sekali mereka masiih akan menyaksikan matahari terbit akasa sudah tak sabar menanti datangnya hari esok.

tentu saja akasa juga kian tak sabar menanti datangnya hari esok

tentu saja akasa juga kian tak sabar menantikan misi berikutnya. kira-kira kak seto akan mengajaknya mendaki gunung di mana lagi ya?



































Sumber : Majalah Bobo Edisi 03 | 21 April 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan