DONGENG: Beruang Penari

Ian adalah seorang anak laki-laki yang sangat suka berpetualang bersama Kakeknya. Suatu hari Kakeknya mengajak Ian berkemah di pegunungan yang belum pernah Ian datangi sebelumnya.

Setiba di sana, Ian membantu Kakeknya mendirikan tenda dan membuat api unggun. Ian menghangatkan tubuhnya di dekat api unggun. Saat itu, langit sudah sangat gelap. Angin berhembus dengan kencang dan mengeluarkan suara yang sangat menyeramkan.

Ian menggigil takut saat suara itu bertambah keras. “Suara apa itu, Kek?” tanyanya.

“Menurut Kakek, itu suara lolongan serigala atau suara beruang gunung? Atau… hanya suara hembusan angin?” lanjutnya.

“Jangan takut Ian, kau akan aman bersamaku,” jawab Kakek. “Lihat, Kakek tidak lupa membawa gitar gusla Kakek ini!” katanya, “Siapa tahu ada beruang gunung yang datang untuk menari,” lanjutnya.

“Apa maksud Kakek?” tanya Ian.

Kakek pun membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah gitar gusla. Gitar itu hanya mempunyai satu senar. Perlahan Kakek memetik senar gitarnya itu dan memainkan sebuah lagu.

“Apa Kakek pernah bercerita kepadamu tentang beruang gunung yang suka menari?” tanya Kakek.

Ian menggeleng. Kakek pun melanjutkan ceritanya.

“Ketika masih kecil, Kakek pernah berkemah sendirian di pegunungan. Saat itu udara sangat dingin dan langit sangat gelap. Tiba-tiba Kakek mendengar suara dari balik pohon.”

“Apakah suaranya seperti itu?” bisik Ian, saat terdengar suara menyeramkan itu lagi.

“Kakek melihat ke sekeliling…” Kakek melanjutkan ceritanya.

“Tetapi, Kakek tidak menemukan apa-apa. Kakek lalu memutuskan untuk tidur. Tiba-tiba, Kakek terbangun saat suara itu terdengar semakin dekat. Saat itu Kakek melihat seekor beruang gunung yang sangaaat besar. Beruang itu berdiri di dekat api unggun dan berjalan mendekati Kakek.”

“Apakah saat itu Kakek sangat ketakutan?” tanya Ian tegang.

“Ya, Kakek sangat ketakutan. Kakek tidak punya senjata untuk membela diri. Jadi, Kakek segera mengeluarkan gitar gusla, lalu memetik senarnya. Tiba-tiba, beruang gunung itu terdiam. Dan Kakek memainkan sedikit nada lagu, beruang itu bergerak sedikit. Saat Kakek memainkan lagu yang riang, beruang gunung itu melompat-lompat dengan satu kakinya, berputar-putar dan menari-nari.”

Ian sangat terkejut mendengar cerita Kakeknya. Matanya sampai melotot, dan mulutnya terbuka lebar. “Benarkah, Kek? Lalu, apa yang terjadi?” tanyanya tak sabar.

“Kakek terus memainkan gitar,” lanjut Kakek, “Kakek memainkannya dengan cepat. Semakin cepat Kakek memainkan lagu, semakin cepat pula beruang itu menari. Beruang itu menari mengelilingi api unggun. Akhirnya, ia menari sambil pergi melewati pepohonan. Saat Kakek sadar, Kakek telah duduk sendirian lagi.”

“Wow, Kakek benar-benar beruntung,” gumam Ian sambil bernafas lega.

“Sejak saat itu, Kakek selalu membawa gitar gulsa ini bila berkemah ke gunung,” kata Kakek.

“Siapa tahu, beruang itu datang lagi untuk menari,” lanjutnya sambil tersenyum.

 

 

Sumber: Majalah Bobo Edisi 49 |11 Maret 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DONGENG : Rumah untuk di Relakan

Kau Juga Hebat, Sayang!

Dongeng : Dunia Manisan