DONGENG: Saudara Yang Berbeda
Melia Macan Tutul menjilat-jilat kakinya setelah makan. Perutnya kenyang sekali. Angin yang bertiup sepoi-sepoi membuatnya mengantuk. Ia pun berjalan ke sebuah pohon besar dan menyandarkan tubuhnya ke akar pohon yang besar. Pandangan mata Melia pelan-pelan tertutup. Melia tak melihat di dekatnya ada macan besar berwarna hitam. “Huaaa!” jerit Melia. “Auuuum,” balas macan berwarna hitam itu.
Melia lari
ketakutan. Ia langsung menuju pohon yang sering didatangi ibunya. “Ibu, tadi
aku melihat macan besar berwarna hitam. Badannya besar sekali. Aumannya menyeramkan.”
jerit Melia panik.
“Mungkin itu
macan kumbang,” ucap Ibu Melia.
“Macan
kumbang?” tanya Melia ingin tahu. Melia ingin bertanya, tetapi ibunya sudah
berlari cepat. Mereka akan pergi berburu untuk makan malam.
Setelah lelah
berburu, Melia dan ibunya pulang ke gua rumah mereka. Melia lelah sekali. Saat hendak
tidur, Melia terbayang-bayang sosok hitam besar yang ditemuinya tadi. “Aauuum…
Grrr grrr,” terdengar suara auman dan geraman. Melia langsung terjaga. Ia berpikir
kalau ia bermimpi. Namun, suara auman dan geraman itu masih terdengar.
“Melia, ayo
temani ibu ke rumah saudara kita,” ajak ibu Melia.
“Hah?
Malam-malam begini?” tanya Melia bingung.
“Ayo, cepat,
kita ikuti suaranya,” sahut ibunya sambil berlari kencang. Melia pun langsung
ikut berlalri masuk ke dalam hutan yang sangat lebat. Melia dapat
mengenali pohon yang tadi siang dilewatinya saat bertemu macan besar berwarna
hitam itu.
Ibu Melia melompati akar besar pohon itu. Melia
mengikutinya. Hup! Di balik akar pohon besar itu, Melia melihat mata tajam
seekor macan hitam besar. Macan yang mirip sekali dengan yang ditemuinya siang
tadi.
“Aaaa!” jerit Melia terkejut.
“Tenang, nak. Ini saudara sepupu Ibu. Namanya Memi. Macan
tutul seperti kita ini masih bersaudara dengan macan kumbang. Hanya warnanya
saja yang berbeda,” ujar ibu Melia.
“Halo, pasti kamu Melia ya? Kita sudah bertemu tadi
siang,” sapa macan kumbang itu dengan ramah. Melia menjawab malu-malu sambil
menunduk. Ternyata, macan kumbang yang berwarna hitam itu ramah sekali. Saat menunduk,
Melia melihat ada sesuatu yang bergerak-gerak.
“Perkenalkan juga sepupumu yang baru lahir ini,” ucap
Bu Memi sambil mencium bayi kecil yang berada di dekatnya.
“Lucu sekali adik bayi ini. Siapa namanya?” tanya
Melia gemas.
“Bayi mungil ini bernama Kumba Macan Kumbang,” ucap Bu
Memi gembira. “Halo, Kumba. Kalau sudah besar, kita main bareng, yuk!” ujar
Melia gembira. Melia tidak menyangka macan kumbang besar yang ditakutinya tadi
siang ternyata masih ada hubungan keluarga dengannya. Bu Memi terlihat besar
karena di perutnya ada si kecil Kumba. Melia tak sabar menanti Kumba cukup
besar untuk bermain dengannya.
Sumber: Majalah Bobo Edisi 11 (18 Juni 2020)
Komentar
Posting Komentar