DONGENG: Penjahit Yang Miskin
Dahulu kala, ada penjahit yang miskin bernama Pingka. Ia membungkus barang-barangnya dan membawa satu buntalan untuk mencari keberuntungan. Pada hari pertama, Pingka bertemu dengan seorang perempuan tua duduk di tepi jalan.
"Bajuku robek," ucap perempuan tua itu.
"Aku akan memperbaiki bajumu," kata Pingka.
Ia mengeluarkan jarum dan benang, juga beberapa kain perca. ia menambal bagian yang robek dengan perca-perca. Jahitannya sangat rapi. Baju perempuan tua itu jadi seperti baru dengan hiasan tambalan kain warna-warni. Si perempuan tua itu ternyata seorang penyihir. Ia mengeluarkan alat pintal dari keranjangnya.
Ia mulai memintal jaring laba-laba yang ada di tanaman semak di dekatnya. Benang laba-laba itu kini menjadi satu gelondong benang berkilau indah. Perempuan tua itu memberikannya pada Pingka. Si penjahir sangat senang dan berterima kasih. Ia lalu pergi.
Pada hari kedua, Pingka mendengar suara tangisan sedih. Ia melihat di rumput ada peri yang sayapnya rusak.
"Aku akan memperbaiki sayapmu," katanya dan dia memperbaiki dengan jarum dan benang sampai sayap itu jadi seperti baru.
"Aku akan tenun benangmu jadi kain," kata peri. Dia lalu menggunakan alat tenun kayu kecil dan menenun benang menjadi baju perak. Pingka berterima kasih dan pergi. Di gerbang kota, ia melihat banyak orang berkerumun.
"Ratu baru akan dimahkotai hari ini," kata mereka. Pingka pergi ke istana dan berkata ingin mempersembahkan gaun indah untuk Ratu.
"Pada hari pelantikanku, aku harus memakai gaun indah ini!" kata Ratu kagum dan gembira. Akhirnya, penjahit miskin itu menjadi penjahit istana. Ia hidup berkecukupan dan tetap baik hati.
"Pada hari pelantikanku, aku harus memakai gaun indah ini!" kata Ratu kagum dan gembira. Akhirnya, penjahit miskin itu menjadi penjahit istana. Ia hidup berkecukupan dan tetap baik hati.
Sumber: Majalah Bobo Edisi 13 (2 Juli 2020)
Komentar
Posting Komentar