Postingan

Dongeng : Tidak Adil

          Jing   Hua baru saja selesai mengikuti ujian di ibu kota kerajaan. Ia seorang pelajar perguruan tinggi yang rajin dan cerdas. Kini Jing Hua dalam perjalanan pulang kembali ke desanya.           Jarak yang ditempuh cukup jauh. Pakaian Jing Hua sampai lusuh dan berlapis debu. Ia juga merasa sangat haus karena air di botol minumnya telah habis. Untunglah, tak lama kemudian Jing Hua melihat sebuah kelenteng.           Jing Hua tahu, di kelenteng itu selalu ada penjaganya. Penjaga kelenteng bertugas menyambut tamu yang berkunjung. Ia juga biasanya menyediakan teh hangat dan kue untuk tamu kelenteng. Tamu yang datang ke kelenteng biasanya untuk berdoa, atau sekadar beristirahat dari perjalanan jauh.           Jing Hua pun singgah di kelenteng itu. Ia ingin melepaskan lelah dan minum teh bunga krisan yang hangat untuk menyegarkan tubuh. Ketika Jing Hua melangka...

Dongeng : Putri Melati Wangi

Di sebuah kerajaan, ada seorang putri yang bernama Melati wangi. Ia seorang putri yang cantik dan pandai. Di rumahnya ia selalu bernyanyi. Tetapi sayangnya ia seorang yang sombong dan suka menganggap rendah orang lain. Di rumahnya ia tidak pernah mau jika disuruh menyapu oleh ibunya. Selain itu ia juga tidak mau jika disuruh belajar memasak. "Tidak, aku tidak mau menyapu dan memasak nanti tanganku kasar dan aku jadi kotor", kata Putri Melati Wangi setiap kali disuruh menyapu dan belajar memasak. Sejak Kecil Putri Melati wangi sudah dijodohkan dengan seorang pangeran yang bernama Pangeran Tanduk Rusa. Pangeran Tanduk Rusa adalah seorang pangeran yang tampan dan gagah. Ia selalu berburu rusa dan binatang lainnya tiap satu bulan di hutan. Karena itu ia dipanggil tanduk rusa. Suatu hari, Putri Melati Wangi berjalan-jalan di taman. Ia melihat seekor kupu-kupu yang cantik sekali warnanya. Ia ingin menangkap kupu-kupu itu tetapi kupu-kupu itu segera terbang. Putri Melati wangi terus...

Dongeng : Pak Tua Hamaguchi

          Suatu hari, udara terasa panas sekali di sebuah desa di Jepang. Penduduk desa itu sudah tahu, itu salah satu tanda akan terjadi gempa. Desa itu memang sering dilanda gempa bumi, hingga gempa bukan merupakan bencana lagi.           Akhirnya, desa kecil di tepi laut itu benar-benar dilanda gempa bumi. Gempa itu tidak begitu kuat. Penduduk desa tak terlalu memperhatikannya, kecuali Pak Tua Hamaguchi. la telah merasakan beribu kali gempa bumi. Namun, gempa kali ini tidak seperti biasanya. Kali ini lemah, tetapi lama. Rumahnya berderak-derak dan bergoyang beberapa kali. Pak Hamaguchi merasa cemas.           Pak Hamaguchi lalu naik ke bukit tertinggi. Matanya memandang jauh ke pantai. Dilihatnya pemandangan aneh! Gelombang bergerak ke arah laut, menentang arah angin. Pantai jadi semakin luas. Penduduk lainnya juga melihat hal ini. Mereka bersorak riang.           "...

Dongeng : Raksasa yang Kesepian

Bombom adalah raksasa yang sangat besar di dunia. Ia juga paling tua. Semua temannya raksasa dan keluarganya telah meninggal dua puluh tahun lalu. Ia adalah satu – satunya raksasa yang tertinggal dan sangat kesepian. Tinggi Bobom sekitar 10 kaki lebih, tetapi Bombom selalu takut. Ia adalah raksasa baik hati dan ia takut kalau ia menakuti orang – orang. Sejak 20 tahun lalu, Bombom meninggalkan rumahnya di kota. Bombom tinggal di hutan karena ia merasa telah menyusahkan manusia. Dulu, Bombom menyebabkan jalan di kota macet. Para supir sangat kaget melihatnya. Mereka berhenti mendadak dan akhirnya terjadi tabrakan. Betul – betul mengerikan. Anak – anak kecil lari darinya dan berteriak. Padahal Bobom sangat suka anak – anak. Setelah 20 tahun berlalu, orang – orang akhirnya lupa bagaimana bentuk raksasa.  Suatu hari, Bombom sangat gembira, karena ada sebuah rumah sakit anak – anak dibangun di sebelah rumahnya. Rumah sakit itu khusus untuk anak – anak yang sakit paru – paru. Itu sebabnya...

Dongeng : Harimau Ompong

Gambar
  Harimau Ompong Di hutan yang luas, ada seekor harimau yang sangat besar menjadi raja hutan. Semua binatang di hutan itu sangat hormat padanya karena mereka takut pada taringnya yang tajam dan sewaktu-waktu dapat menerkam mereka. Harimau itu dikawal oleh beberapa hewan buas. Ia dikawal oleh dua ekor serigala dan seekor beruang. Saat mereka melintas, tidak ada binatang hutan yang berani menampakkan diri, semua bersembunyi. Saat itu seekor serigala yang menjadi pengawal harimau melihat ada mangsa yang dapat menjadi santapan mereka. Serigala pun segera melumpuhkan mangsanya. Melihat itu, harimau buru-buru mendekati mangsa dan melahap semua makanan tanpa menyisakan sedikit pun untuk teman-temannya. “Aku berjanji setelah ini akan aku carikan kalian daging yang lezat dan empuk, yang ini untukku dulu,” harimau mengunyah semua daging dan tulang mangsanya, sementara semua temannya hanya melihat. Setelah merasa kenyang, harimau merasa mengantuk. Janjinya pada teman-temannya untuk mencarikan...

Dongeng : Ikan Tak Harus Bisa Terbang. dan Burung Tak Harus Bisa Berenang

Di dalam hutan, ada sebuah sekolah yang bernama Sekolah Satwa. Di sana para hewan diajari berbagai hal seperti berenang, memanjat, berburu, kamuflase, dan banyak lainnya. Namun, murid di sekolah itu Kemampuan mereka pun berbeda. Ada yang dapat memanjat, tetapi tak bisa berenang. bisa tetapi tak bisa berburu, sayangnya pelajaran mereka tetap sama. Beberapa murid sudah berbicara kepada guru mereka tentang hal itu. Meskipun begitu, guru tetap acuh tak acuh terhadap pernyataan mereka. Memang ada beberapa murid yang terus berlatih pasti akan berhasil, tetapi tidak semua murid bisa seperti itu. "Kenapa guru-guru itu selalu tidak peduli tentang kemampuan kita, sih?!" kesal Kelinci. Burung pun menjawab ucapan temannya itu. "Sabar saja. Pasti mereka akan berubah." Sambil mengelus punggung kelinci. Kelinci tidak terima dan ingin protes, tetapi niatnya ia urungkan, pasti Burung akan menyuruhnya sabar lagi. "T. tapi kan, hahh... sudahlah." Terlihat monyet dan ikan yan...

Cerpen : Kebun Lai Pak Arwan

“ada  lai jatuh!” seruku girang, aku dan Abri bergegas mendekati buah durian khas Kalimantan tersebut. Saat itu kami melewati kebun Lai Pak Arwan. “ matang di pohon. Pasti enak sekali”,ujar Abri. Berbeda dengan durian yang berwarna kuning, kulit dan daging lai berwarna jingga. Kuendus aroma Lai.” Ini lai terbaik yang pernah ada ,” kata ku layak seorang pakar buah – buahan.  Aroma lai tidak setajam durian. Daging buahnya juga lebih kasat. “ Hai, jangan mencuri!” teriak seseorang dalam kebun. Kami berdua terkejut. Seketika kujatuhkan buah berduri itu, dan mengenai kaki Abri. Ia meringis kesakitan. “ Kembalikan!” perintah Pak Arwan. Ia mendekati kami dengan kaki yang terpincang – pincang. Tongkat kayunya di acung – acung pada kami. “ Maaf, Pak!” kataku lirih. Kuulurkan lai itu pada Pak Arwan. Kami cepat – cepat berlalu. “ Huh! Pelit sekali. Satu buah tidak akan mengurangi hasil kebunya yang ratusan pohon”. Gerutuku sebal. “ Padahal Lai tadi jatuh di luar pagar “ timbal Abri...